
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi, meluncurkan program pembinaan karakter berbasis militer bagi siswa bermasalah. Sebanyak 20 siswa dari Kabupaten Garut dipersiapkan untuk mengikuti program ini, yang bertujuan menanamkan disiplin dan membentuk karakter melalui pelatihan ala militer.
Tujuan Program
Program ini dirancang untuk menangani siswa yang menunjukkan perilaku menyimpang, seperti keterlibatan dalam geng motor, konsumsi alkohol, atau tindakan kriminal lainnya. Melalui pelatihan di barak militer, diharapkan mereka dapat mengalami perubahan positif dalam sikap dan perilaku.
Proses Seleksi dan Pelaksanaan
Seleksi peserta dilakukan dengan persetujuan orang tua dan rekomendasi dari sekolah. Program ini telah dimulai sejak awal Mei 2025, dengan pelatihan intensif selama 18 hari. Sebanyak 273 siswa dari berbagai daerah di Jawa Barat telah mengikuti program ini, termasuk 20 siswa dari Garut.
Pro dan Kontra
Program ini menuai berbagai tanggapan. Beberapa pihak mendukungnya sebagai solusi untuk mendisiplinkan siswa bermasalah. Namun, kritik juga muncul dari kalangan pemerhati pendidikan dan hak asasi manusia, yang menilai pendekatan militeristik kurang tepat dan berpotensi melanggar hak anak.
Program barak militer bagi siswa bermasalah di Garut merupakan upaya pemerintah untuk menangani kenakalan remaja melalui pendekatan disiplin ala militer. Meskipun menuai pro dan kontra, efektivitas program ini dalam jangka panjang masih perlu dievaluasi secara menyeluruh.