
1. Status Siaga & Koordinasi Terpadu
BPBD Garut memperpanjang status siaga bencana hidrometeorologi hingga 31 Mei 2025, dan kini fokus bergeser pada antisipasi kekeringan di musim kemarau Pada awal Juni 2025, BPBD kembali menggelar rapat koordinasi lintas SKPD, termasuk PDAM dan instansi terkait, untuk menyinkronkan penanganan potensi bencana kekeringan melalui SOP yang ada
2. Penguatan Infrastruktur dan Pompa Air
Dinas Pertanian bersama Pemkab telah menyiapkan ratusan unit pompa dan jaringan irigasi:
-
Pompa air didistribusikan ke sawah di berbagai kecamatan
-
Irpopom (irigasi perpompaan) telah terpasang di 133 titik, sementara pipanisasi di 120 titik
-
Sumur tanah dangkal dan dalam juga dibangun: beberapa sumur dangkal (~8 titik) dan dalam hingga 90–100 m
3. Satuan Tugas Lapangan dan Respon Cepat
Setiap kecamatan memiliki satgas kekeringan, yang bertugas mendeteksi dampak dan merespons cepat laporan dari petani terkait kekeringan maupun potensi gagal panen
BPBD pun menyiapkan tim reaksi cepat untuk distribusi air bersih, bekerja sama dengan TNI‑Polri dan instansi lain
4. Asuransi & Jaminan Sosial untuk Petani
Melalui Dinas Pertanian, petani mendapatkan akses ke:
-
Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), memberikan kompensasi Rp 6 juta per hektar apabila terjadi gagal panen
-
Asuransi mikro bagi petani dan buruh tani, dengan klaim hingga Rp 5 juta saat kecelakaan atau sakit
5. Edukasi dan Adaptasi Tanaman
Petani diarahkan untuk menanam varietas tahan kekeringan dan melakukan budidaya hemat air.
Juga disosialisasikan pengendalian hama agar tidak berpindah ke lahan yang masih basah
Implikasi bagi Garut
-
Ketahanan pangan tetap stabil: Dengan 325.000+ ton produksi padi per tahun, menjaga produktivitas menjadi krusial
-
Respon cepat meningkat: Dengan infrastruktur air dan tim siaga, daerah rawan seperti Cigedug, Malangbong, dan Selaawi sudah dalam pengawasan intensif
-
Perlindungan sosial: Asuransi dan pendanaan mitigasi sosial meringankan beban petani saat bencana kekeringan.
Melalui kolaborasi antara BPBD, Dinas Pertanian, PDAM, dan instansi terkait, Garut melakukan pendekatan komprehensif:
-
Penetapan status siaga dan koordinasi lintas sektor
-
Penguatan infrastruktur pompa, irigasi, sumur
-
Penyiapan satgas desa dan tim reaksi cepat
-
Asuransi dan jaminan sosial bagi petani
-
Adaptasi praktik pertanian lewat edukasi dan pemilihan varietas
Dengan strategi ini, Garut diharapkan mampu meminimalkan dampak kekeringan, menjamin ketersediaan air, serta menjaga ketahanan pangan dan ekonomi petani di musim kemarau.