
Pada pertengahan Maret 2025, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengajak seluruh warga dan perangkat daerah untuk semakin peduli terhadap lingkungan hidup, menggugah kesadaran bahwa menjaga alam memerlukan perhatian dari sumber (hulu) hingga pembuangan akhir (hilir)
📌 Menjadi Khalifah di Bumi
Dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an 1446 H di Masjid Agung Garut (16 Maret 2025), Syakur mengingatkan bahwa manusia adalah wakil Tuhan di muka bumi, sehingga bertanggung jawab menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Ia mendorong masyarakat menjadikan pedoman Al‑Qur’an untuk mengatur perilaku hidup sehari-hari, termasuk menjaga lingkungan
🚧 Mengantisipasi Bencana dengan Pencegahan
Bupati menyebut bahwa banjir dan longsor di Garut sering terjadi akibat alih fungsi lahan di wilayah hulu, yang menyebabkan kerusakan ekosistem serta sedimentasi sungai. Ia menekankan bahwa membersihkan saluran air seperti selokan adalah tindakan sederhana tapi lebih murah daripada mengatasi bencana setelah terjadi
🧹 Pengelolaan Sampah dari Hulu ke Hilir
Mendukung semangat Wakil Bupati dalam pengelolaan sampah, Syakur mendukung upaya sistematis mulai dari sumber sampah (hulu) hingga pembuangan akhir (hilir). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) diminta membuat kebijakan dan draft Perda yang mengatur pengelolaan sampah, termasuk pemilahan, penjemputan, serta penataan tempat pembuangan final (TPA)
Ia menegaskan bahwa pencegahan—melalui kebiasaan bersih di lingkungan dan selokan—lebih murah daripada biaya bencana. “Jangan membuang sampah sembarangan,” pesannya
🌳 Gerakan Penghijauan & Konservasi
Komitmen lingkungan Garut tidak hanya pada kebersihan, tetapi juga konservasi alam. Beberapa inisiatif:
-
Penanaman pohon di lahan kritis (seperti program “1 ASN 1 Pohon”) dan program hijau lestari di hulu DAS Cimanuk melibatkan berbagai komunitas
-
Pemanfaatan lahan aset daerah menjadi ruang terbuka hijau, seperti lahan bekas Rumah Makan Copong, dipimpin untuk edukasi lingkungan dan rekreasi rakyat
🤝 Kolaborasi Bersama
Menurut Bupati, upaya lingkungan hidup harus kolaboratif—melibatkan:
-
Perangkat daerah (DLH, PUPR, BPBD, Camat),
-
Masyarakat desa (bersihkan selokan, cegah sampah),
-
LSM dan lembaga swadaya,
-
ASN aktif menanam dan menjaga penghijauan .
Langkah nyata seperti Gerakan Zero Waste dan aksi bersih sungai pun sudah dilakukan oleh pejabat daerah, seperti Pj Bupati dan Wabup terdahulu
✔️ Kesimpulan
Bupati Garut menegaskan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab semua pihak, dari hulu hingga hilir. Dengan peduli terhadap alih fungsi lahan, pengelolaan sampah, kebersihan sungai, dan penghijauan, masyarakat dan pemerintah daerah bersama dapat membentuk Garut yang lebih lindung, bersih, dan ramah bencana—itulah fondasi masa depan yang lestari bagi generasi mendatang.