
Garut, Jawa Barat – 28 Juni 2025
Hujan deras yang mengguyur wilayah Tarogong Kidul dan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, sejak Sabtu pagi menyebabkan banjir besar yang merendam sejumlah kawasan pemukiman, fasilitas umum, serta jalan raya. Air meluap dari beberapa anak sungai yang tak mampu menampung debit air tinggi, mengakibatkan gangguan aktivitas warga dan lalu lintas lumpuh sementara.
📍 Titik Banjir Terparah
Berdasarkan laporan dari BPBD Garut, banjir melanda sejumlah titik di antaranya:
-
Kampung Cimanganten – rumah warga terendam setinggi 50–80 cm
-
Jalan Raya Cipanas – tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua
-
Kawasan Samarang–Tarogong – air menggenangi jalan hingga 60 cm
-
Kompleks Perumahan Cempaka Asri dan Sariwangi – terendam hingga lutut orang dewasa
Sejumlah kendaraan mogok karena nekat menerobos genangan air, dan banyak warga dievakuasi menggunakan perahu karet dan truk milik BPBD.
đź’¬ Keterangan Warga
Dina (38), warga Cimanganten, mengatakan ini adalah banjir terparah dalam beberapa tahun terakhir.
“Biasanya banjir hanya sampai pekarangan, tapi sekarang sudah masuk rumah. Kasur dan perabotan sudah basah semua,” ujarnya.
Banyak warga tak sempat menyelamatkan barang-barang karena banjir datang cepat, hanya dalam waktu 30 menit setelah hujan intens turun tanpa henti.
🚨 Tanggapan Pemerintah dan Penanganan
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Asep Suherman, menjelaskan bahwa pihaknya telah menurunkan tim ke berbagai titik banjir sejak siang hari.
“Kami telah mendirikan posko darurat di area Cipanas dan menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak. Evakuasi terus dilakukan di area yang paling parah,” katanya.
Sementara itu, petugas gabungan dari TNI, Polri, dan relawan juga membantu dalam proses evakuasi dan pengalihan arus lalu lintas.
đźš§ Dampak Lalu Lintas dan Aktivitas Umum
Banjir membuat jalur Garut Kota menuju Samarang dan Cipanas lumpuh. Arus lalu lintas dialihkan melalui jalur alternatif via Sukaregang–Bayongbong.
Sejumlah fasilitas umum terdampak, seperti:
-
SDN 1 Tarogong Kidul – kegiatan belajar dihentikan
-
Pasar Cipanas – beberapa kios tergenang dan tidak buka
-
Puskesmas Tarogong – dialihkan sementara ke layanan keliling
🌧️ Penyebab: Drainase Buruk dan Alih Fungsi Lahan
Pengamat lingkungan dari Universitas Garut, Dr. Andri Rizal, menyatakan bahwa banjir ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga buruknya sistem drainase dan maraknya pembangunan perumahan di daerah resapan air.
“Jika alih fungsi lahan terus dibiarkan, maka Tarogong akan langganan banjir setiap musim hujan,” ujarnya.
Peristiwa banjir ini menjadi peringatan keras bahwa Garut, khususnya kawasan Tarogong, membutuhkan perencanaan tata ruang dan sistem drainase yang lebih baik. Pemerintah daerah diminta untuk melakukan audit lingkungan terhadap pembangunan-pembangunan baru yang rawan memperparah bencana.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari BPBD serta BMKG, terutama mengingat prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan sedang–lebat hingga beberapa hari ke depan.