July 8, 2025
Dispertan Garut Imbau Petani Beralih Tanam Palawija

Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut mengimbau para petani di wilayahnya untuk mulai beralih menanam palawija, seperti jagung, kacang tanah, dan ubi, sebagai langkah antisipatif menghadapi musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung cukup panjang dan kering tahun ini.

Imbauan ini merupakan bentuk adaptasi terhadap perubahan pola iklim serta upaya menjaga ketahanan pangan lokal di tengah ancaman kekeringan dan kekurangan air irigasi.


Kenapa Palawija?

Kepala Dispertan Garut, Drs. Asep Suherman, menjelaskan bahwa tanaman palawija lebih tahan terhadap kondisi lahan kering dibandingkan dengan padi, yang membutuhkan pasokan air lebih stabil dan melimpah.

“Palawija seperti jagung dan kacang tanah hanya memerlukan air dalam jumlah sedang dan bisa tetap tumbuh optimal meski di musim kemarau,” ujar Asep dalam konferensi pers, Senin (9/6).

Tanaman palawija juga memiliki masa tanam yang lebih singkat, sehingga cocok ditanam pada lahan tadah hujan atau sawah yang tidak teraliri irigasi teknis secara rutin.


Prediksi Cuaca dan Dampaknya bagi Pertanian

Menurut laporan dari BMKG, musim kemarau tahun 2025 diperkirakan lebih kering dari tahun sebelumnya, dengan potensi hujan yang sangat rendah hingga akhir September di sebagian besar wilayah Garut bagian utara dan tengah.

Hal ini berdampak signifikan pada sektor pertanian, khususnya lahan sawah yang bergantung pada hujan sebagai sumber utama pengairan. Dispertan pun mendorong petani untuk mulai menyesuaikan pola tanam sejak dini, agar tidak mengalami gagal panen.


Dukungan dan Bantuan untuk Petani

Sebagai bagian dari strategi mitigasi, Dispertan Garut akan memberikan pendampingan teknis, penyuluhan, serta menyalurkan bantuan benih palawija kepada kelompok tani yang terdampak.
Selain itu, Dispertan juga bekerja sama dengan instansi terkait untuk:

  • Mengoptimalkan fungsi embung dan pompa air

  • Mendorong penggunaan irigasi tetes dan teknologi hemat air

  • Meningkatkan akses pasar bagi hasil panen palawija


Respons Petani: Tantangan dan Harapan

Beberapa petani di wilayah Garut Timur dan Limbangan menyambut baik imbauan ini, meski ada tantangan terkait perubahan kebiasaan tanam dan pasar hasil panen palawija.

“Kami terbiasa tanam padi, tapi kalau musimnya kering dan air susah, ya memang lebih baik tanam jagung. Cuma semoga harga jualnya juga bagus,” kata Suryana, seorang petani dari Cibatu.

Dispertan menegaskan bahwa pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan dan pelaku industri lokal agar hasil palawija petani dapat terserap maksimal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *