June 24, 2025
Garut Dilanda 235 Bencana di Awal 2025

Kabupaten Garut, Jawa Barat, menghadapi tantangan besar di awal tahun 2025 dengan tercatatnya 235 kejadian bencana hingga pertengahan Juni. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, bencana tanah longsor menjadi jenis bencana yang paling mendominasi, diikuti oleh angin kencang, banjir, dan kebakaran pemukiman.

Kepala Pelaksana BPBD Garut, Asep Suparman, menjelaskan bahwa dari total kejadian tersebut, tanah longsor tercatat sebanyak 110 kasus atau hampir 47% dari seluruh bencana yang terjadi. Tingginya curah hujan, kondisi geologis perbukitan, dan lemahnya daya dukung lahan menjadi faktor utama tingginya angka kejadian longsor di wilayah ini.

Wilayah Rawan dan Dampak Sosial

Wilayah selatan dan tengah Kabupaten Garut, seperti Kecamatan Cisompet, Banjarwangi, dan Bungbulang, menjadi daerah yang paling rentan. Sejumlah kejadian longsor telah menyebabkan kerusakan pada jalan utama, jembatan desa, serta mengisolasi beberapa kampung dalam waktu tertentu.

“Bencana ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga berdampak langsung pada kehidupan warga. Banyak yang kehilangan tempat tinggal sementara, dan beberapa sekolah terpaksa diliburkan akibat akses yang terputus,” ujar Asep.

Langkah Penanganan dan Kesiapsiagaan

Pemerintah Kabupaten Garut bersama BPBD telah melakukan sejumlah upaya mitigasi, mulai dari pemasangan early warning system (EWS) di daerah rawan, pengerahan relawan tanggap bencana, hingga penyaluran bantuan logistik bagi warga terdampak.

Namun, tantangan tetap besar mengingat luasnya wilayah dan keterbatasan anggaran penanggulangan. Untuk itu, BPBD mendorong sinergi lebih kuat antara pemerintah pusat, provinsi, dan masyarakat dalam membangun sistem kesiapsiagaan berbasis komunitas.

“Kami juga mengajak masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat musim hujan. Deteksi dini, edukasi bencana, dan penguatan peran tokoh masyarakat lokal menjadi kunci dalam meminimalkan korban,” tambahnya.

Mitigasi Jangka Panjang

Pemkab Garut tengah merancang program rehabilitasi dan rekonstruksi daerah rawan bencana, termasuk relokasi warga di zona merah serta reboisasi kawasan hulu sungai. Selain itu, edukasi mitigasi bencana akan lebih digencarkan di sekolah-sekolah dan melalui lembaga keagamaan.

Dengan intensitas bencana yang tinggi di awal tahun ini, pemerintah berharap masyarakat Garut dapat membangun kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi risiko bencana yang semakin kompleks akibat perubahan iklim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *