
Sebuah tragedi memilukan terjadi di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada hari Rabu (tanggal disesuaikan), ketika seorang pria bernama Hendi (35), warga lokal, dilaporkan tewas setelah tertimbun longsoran material saat menggali pasir secara manual di lereng gunung tersebut.
Menurut informasi dari warga setempat, insiden terjadi sekitar pukul 10.30 pagi, saat Hendi bersama beberapa rekannya sedang melakukan aktivitas penambangan pasir tradisional. Tiba-tiba, dinding galian yang curam dan labil longsor, menimbun tubuh Hendi hingga tertutup material setinggi beberapa meter.
Rekan-rekan korban sempat berupaya melakukan penyelamatan dengan alat seadanya sebelum akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang. Tim SAR gabungan, termasuk BPBD Garut dan relawan lokal, dikerahkan ke lokasi. Sayangnya, setelah dilakukan pencarian selama lebih dari satu jam, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Kepala BPBD Kabupaten Garut, melalui keterangan resminya, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden ini. Ia juga mengingatkan masyarakat akan bahaya penambangan liar di daerah rawan longsor, terutama di kawasan pegunungan yang struktur tanahnya mudah labil saat terganggu aktivitas manusia.
Gunung Guntur sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi wisata dan kawasan konservasi di Garut. Namun, di balik keindahannya, sejumlah area di kaki gunung digunakan oleh warga sekitar untuk menambang pasir secara tradisional, yang kerap dilakukan tanpa pengawasan resmi atau alat keselamatan yang memadai.
Kematian Hendi menambah daftar panjang korban akibat aktivitas penambangan pasir ilegal yang sering diabaikan pemerintah maupun masyarakat. Tragedi ini diharapkan menjadi pengingat penting bagi semua pihak tentang perlunya regulasi ketat, sosialisasi keselamatan kerja, serta alternatif penghidupan bagi masyarakat di sekitar kawasan rawan.
Jenazah Hendi telah diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan di kampung halamannya dengan suasana duka yang mendalam. Warga dan tokoh masyarakat berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.