July 29, 2025
IPSI Gelar Lomba Seni Tradisi dan Festival

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Garut kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya dan pengembangan prestasi olahraga dengan menggelar Lomba Seni Tradisi dan Festival Pencak Silat 2025. Acara ini diselenggarakan di GOR Ciateul, Garut, dan diikuti oleh puluhan perguruan silat dari berbagai kecamatan.

Festival ini tak sekadar ajang unjuk kebolehan seni bela diri tradisional, tapi juga menjadi wadah pencarian bibit unggul atlet pencak silat yang kelak bisa bersinar di tingkat regional maupun nasional.

Memadukan Budaya dan Prestasi

Ketua IPSI Garut, H. Deden Suherman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan perpaduan antara pelestarian seni tradisi dan pembinaan atlet usia dini.

“Pencak silat bukan hanya soal tanding. Ada nilai seni, etika, dan budaya luhur yang harus dijaga. Melalui festival ini, kita ingin generasi muda tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga paham akar budaya bangsa,” ujar H. Deden.

Acara ini terbagi ke dalam beberapa kategori, mulai dari seni tunggal, ganda, hingga kelompok, serta atraksi tradisi pencak silat yang menunjukkan unsur filosofi dan gerakan khas sunda.

Ketua KONI Garut: Ajang Lahirkan Atlet Unggulan

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Garut, H. Yudha Puja Turnawan, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya festival ini. Ia menegaskan bahwa IPSI telah menunjukkan langkah nyata dalam pembinaan olahraga prestasi dari akar rumput.

“Inilah fondasi penting dalam pembinaan atlet. Festival seperti ini harus terus dilakukan secara berkelanjutan karena menjadi jalan lahirnya atlet pencak silat berprestasi, yang tidak hanya jago tanding, tapi juga punya karakter dan jiwa seni,” tegas Yudha.

Ia juga menambahkan bahwa ke depan, KONI akan mendorong lebih banyak event serupa dan memperluas jaringan pencak silat Garut ke tingkat provinsi dan nasional.

Antusiasme Peserta dan Dukungan Warga

Acara ini disambut antusias oleh masyarakat. Para peserta yang mayoritas pelajar dan remaja, tampak serius mempersiapkan penampilannya. Tak sedikit yang tampil dengan busana adat lengkap dan iringan musik pencak silat tradisional.

Salah satu peserta dari Kecamatan Bayongbong, Rania (15), mengatakan bahwa ia merasa bangga bisa tampil di depan umum dan membawa nama perguruannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *