
Garut, Jawa Barat, 2025 – Kepala Desa Sukamukti, Kecamatan Cisompet, Tati Nuryanti, mengubah wajah desa dengan memacu pengembangan destinasi wisata alam yang mengangkat potensi sungai, bendungan, dan pegunungan sebagai sumber ekonomi baru warga setempat.
💧 1. Wisata Air di Bendungan dan Irigasi
Pada April 2025 dirilis spot wisata di sekitar bendungan dan saluran irigasi Kampung Cikanyere, RW 03. Warga menyambut antusias: “tempat wisata bendungan ini dari awal sampai pengerjaan selesai… tempatnya adem apalagi musim hujan”. Ini memberi nuansa sejuk dan spot alami untuk renang dan foto, sekaligus membuka peluang bagi usaha warung dan sektor informal.
⛰️ 2. Eksplorasi Alam Pegunungan & Curug
Cisompet dikenal sebagai kawasan pegunungan dan sungai jernih, dengan deretan curug indah di desa tetangga seperti Curug Dengdeng dan Curug Jagapati. Meski akses masih menantang, para petualang lokal mulai menjajaki rute ini, membuka potensi trekking dan camping.
💡 3. Infrastruktur & Modal Awal
Pada 2023, Pemprov Jawa Barat mengucurkan dana sekitar Rp 1,7 miliar untuk infrastruktur desa—rabatan jalan, tembok penahan tanah, dan saluran air—serta program pariwisata desa berupa pembangunan 4 homestay, gazebo, dan WC senilai Rp 500 juta . Model pembangunan ini telah melibatkan warga dan pihak ketiga dengan pengawasan ketat.
🙌 4. Dampak Sosial dan Ekonomi
Warga kini memiliki peluang mendapat penghasilan tambahan melalui sektor pariwisata: usaha homestay, warung kecil, penyewaan perahu, trekking guide, dan fotografi alam. Model partisipasi ini memperkuat prinsip pemberdayaan komunitas dan kemandirian desa.
📈 5. Tantangan dan Langkah Lanjutan
Beberapa tantangan masih menghadang, seperti akses jalan ke curug yang sulit dijangkau serta minimnya fasilitas pendukung (akses transportasi, warung, atau area parkir). Namun, rencana jangka menengah termasuk memperbaiki akses jalan dan membangun dukungan dari BUMDes serta peran legislatif dan pemerintah daerah
Strategi pengembangan desa wisata Sukamukti—dengan memadukan objek wisata air di bendungan dan atraksi alam pegunungan—telah menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga. Dukungan dana infrastruktur dan partisipasi lokal menjadi kunci keberhasilan. Meski masih menghadapi tantangan, potensi wisata ini menunjukkan bahwa inovasi desa bisa menjadi tulang punggung ekonomi lokal berbasis alam.