
Pesta rakyat pernikahan Maula Akbar Mulyadi Putra—putra sulung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi—dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina, yang digelar di Pendopo Kabupaten Garut dan komplek Alun‑alun, berubah menjadi tragedi kemanusiaan. Antusiasme warga yang luar biasa besar menyebabkan kerumunan massa tak terkendali, menimbulkan desakan hebat. Akibatnya:
-
3 orang tewas, terdiri dari dua warga sipil (Vania dan Dewi Jubaedah) serta seorang anggota polisi, Bripka Cecep Saeful Bahri, yang turut membantu evakuasi saat insiden.
-
26 orang lainnya dirawat, kebanyakan mengalami pingsan dan kekurangan oksigen akibat berdesakan.
Menurut Bupati Garut Abdisy Syakur Amin, sebagian besar korban mengalami hipoksia ringan karena desakan udara terbatas, terutama para ibu dan anak-anak. Pemerintah daerah mengambil tanggung jawab penuh dengan menanggung biaya seluruh perawatan korban.
Kronologi Singkat
-
Prosesi akad nikah digelar pada Rabu, 16 Juli 2025 sebelum rangkaian resepsi rakyat pada Jumat, 18 Juli.
-
Ribuan warga memadati lokasi sejak siang, antusias menyaksikan hiburan dan makan gratis.
-
Saat puncak acara makan bersama di Lapangan Otto Iskandar Dinata, massa mendesak menuju panggung dan area makan—mengakibatkan kepanikan publik dan sulitnya sirkulasi udara.
-
Polisi, TNI, Satpol PP, dan pihak keamanan lainnya (total ±29 personel) telah siaga sejak pagi, namun kewalahan menghadapi arus massa yang tak terduga.
-
Bripka Cecep pingsan saat mengangkut korban pingsan dan meninggal saat istirahat usai bertugas.
Tanggapan dan Langkah Penyelidikan
-
Dedi Mulyadi menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan siap apabila diperiksa terkait insiden tragis ini.
-
Polda Jawa Barat dan Polres Garut akan menyelidiki apakah terdapat kelalaian atau kesalahan prosedur dalam penyelenggaraan acara. Evaluasi pengamanan dan pengendalian massa segera dilakukan.
-
Pemerintah Kabupaten Garut menjamin tanggung biaya medis para korban dan menegaskan akan meningkatkan protokol kemanusiaan dan keamanan untuk kegiatan serupa di masa depan.
Refleksi: Antusiasme Bersama, Risiko yang Mengancam
Peristiwa ini memperlihatkan betapa besar harapan masyarakat di Garut terhadap gelaran pesta rakyat oleh tokoh publik. Namun, kekuatan massa yang terlalu padat dapat menjadi ancaman serius bagi keselamatan. Di masa depan, pengendalian jumlah tamu, simulasi evakuasi, serta koordinasi lebih erat antara panitia, pemerintah, dan aparat keamanan mutlak diperlukan.